Selasa, 24 April 2012

Pajak Telat Didenda, Jalan Rusak Ditunda




JALAN RUSAK - Sejumlah pengendara terlihat melintasi jalan Seputih Banyak, Lampung Tengah. (7/4)

 

SEPUTIH BANYAK - Kondisi kerusakan jalan Seputih Banyak, Lampung Tengah selalu dikeluhkan warga. Lubang-lubang baik ukuran besar, sedang, dan ukuran kecil, menjadi penghambat kelancaran transportasi kendaraan di jalan raya Seputih Banyak, Minggu (7/4).

Banyaknya lubang di jalan itu membuat arus transportasi terhambat, dan lebih dari itu sering membuat kendaraan rusak bahkan memicu terjadinya kecelakaan.

“ Mobil saya sering tersangkut, karena tergelincir ke tepi jalan, dan saya harus mendongkrak mobil saya, untuk mengangkatnya kembali ke badan aspal” ujar Agung. Minggu

Ketika lubang jalan itu hanya menyisakan sehelai badan aspal maka  mengakibatkan kendaraan yang melintas dari jalur kanan dan kiri hanya memiliki satu titik jalur di tengah, hal ini menjadi penghambat laju kendaraan. Terkadang mereka nekat mengambil alih teras pertokoan yang ada di sisi jalan karena tak sabar menunggu kendaraan yang ada di depannya .

“Pajak telat didenda, jalan rusak ditunda, miris” ujar Ujar Lupus ketika melihat sebuah mobil tergelincir ke tepi jalan.

Belum ada upaya dari pemerintah merealisasikan perbaikan jalan itu, para pejabat seakan hanya memberi janji-janji manis yakni  akan memperbaiki infrastruktur jalan Seputih Banyak, hal ini seakan hanya menjadi bualan  pejabat pada masa mereka berkampanye.  

Padahal keberadaan infrastruktur jalan di sini menjadi sangat vital, penting dan mendasar bagi masyarakat, karena pada dasarnya keberadaan jalan saat ini masih menjadi sarana dan prasarana transportasi yang diminati. Akan tetapi kebutuhan masyarakat tersebut kadang tidak di imbangi dengan kondisi insfrastruktur jalan yang memadai. Padahal infrastruktur jalan yang baik lah yang nantinya pula akan membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Dengan adanya sarana prasarana transportasi yang memadai tentu akan menunjang berbagai aktivitas masyarakat, baik itu di sektor perdagangan, jasa, industri, maupun sektor pertanian dan perkebunan. Namun lagi-lagi masyarakat seakan terbisu karena lelah dalam ketidakberdayaan. Warga terkadang bekerja bakti menimbun helaian aspal jalan itu dengan tanah dan pasir. tetapi hasinya hanya dapat bertahan beberapa hari. Tak hayal mereka kerap menanaminya dengan pohon pisang.

Komitment para pejabat saat itu pada dasarnya merupakan janji dan utang politik yang harus segera dilunasi, sehingga tidak mengulangi kekeliruan masa lalu yang kerap terjadi, yang hanya membohongi masyarakatnya, janji tinggal janji, dan harapan masyarakat selalu digantungkan pada sesuatu yang tak pasti. Komitment kampanye yang sudah kadung dicerna masyarakat tersebut, mudah-mudahan bisa menjadi ingatan dan kontrol sosial masyarakat Lamteng terhadap pelaksanaan pemerintahan Ahmad Pairin dan Mustafa.

 

2 komentar: